KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN ANTARRUANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DI INDONESIA DAN ASEAN

A. Mobilitas Sosial

Pengertian mobilitas Sosial

Coba kamu amati masyarakat di sekitar kalian. Beraneka ragam tidak ? Apanya yang beraneka ragam?

Keberagaman itu meliputi : pekerjaan atau mata pencaharian , pendidikan, agama, suku bangsa, cara berpikir, cerdas, bodoh, miskin, kaya dan banyak lagi macam perbedaan. Apakah setiap orang menginginkan tetap pada mata pencaharian, kekayaan, kemiskinan, kebodohan ? Tentunya tidak. Ada orang yang miskin berusaha menjadi kaya. Ada orang bodoh ingin menjadi pintar.Ada seorang petani menginginkan anaknya menjadi pedagang, pegawai dll. Ada seorang Guru ingin menjadi Kepala Sekolah, bawahan ingin menjadi atasan, Atau dengan kata lain ingin merubah kehidupan dari tidak baik menjadi lebih baik. Atau dengan kata lain ingin merubah kehidupan atau merubah kelas sosial dari kelas bawah menjadi kelas atas. Kelas Sosial adalah perbedaan hierarki (stratifikasi ) masyarakat atau budaya . Kelas Sosial didasarkan pada tingkat pendidikan, kekayaan, keturunan dan lainnya. Dari uraian tersebut tahukah apa pengertian mobilitas sosial ?

Mobilitas berasal dari kata mobilis artinya mudah dipindahkan, bergerak dari satu tempat ke tempat lain

Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya ( menurut Paul B.Horton)

Contoh Kelas Petani ke kelas Pengusaha


Mobilitas Sosial adalah gerakan pada orang perorang atau kelompok - kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda ( menurut Anthony Giddens.

Contoh : Petani sayur menjadi Pengusaha sayur dll.


Mobilitas sosial adalah adalah perubahan posisi atau kedudukan dari status sosial yang rendah ke status sosial yang lebih tinggi dan sebaliknya di dalam masyarakat


Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial


Sebagai gambaran untuk mengetahui bentuk mobilitas sosial ada beberapa contoh kasus di bawah ini

. Bapak Budi sebagai guru mata pelajaran di sebuah sekolah. Beliau sebagai guru yang rajin, cerdas, berdedikasi tinggi akhirnya menjadi guru teladan dan akhirnya menjadi Kepala Sekolah

. Bapak Andreas sebagai Pengusaha sukses di Peternkan ayam. Ia ingin mengembangkan usahanya ke banyak usaha peternakan lainnya seperti sapi, itik, kerbau dan kambing. tetapi karena krisis modal akhirnya usahanya bangkrut dan terakhir hanya sebagai pedagang ayam biasa

. Ibu Dewi adalah seorang guru di suatu sekolah SMP di kabupaten Purbalingga. Tetapi ia menikah dengan seorang Polisi yang bertugas di kabupaten Banjarnegara. Akhirnya ia mengikuti suami berpindah tugas menjadi guru sbuah SMP di kabupaten Banjarnegara.

Dari kasus di atas mobilitas sosial ada 2 yaitu :

1. Mobilitas Vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukan sosial lain yang tidak sederajad, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke lebih rendah (social sinking ) 

Mobilitas Vertikal ada 2 macam yaitu :
Mobilitas Vertikal ke atas (Social Climbing ) adalah peningkatan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang orang ke status yang lebih tinggi. Contoh Pak Ali seorang karyawan karena prestasi naik jabatan menjadi Pimpinan Perusahaan.
 Mobilitas Vertikal ke bawah ( Social sinking ) adalah penurunan status atau kedudukan seseorang dari kedudukan atau status lebih tinggi ke status yang lebih rendah. Contoh : Pak Bejo seorang Pemimpin Partai Politik, karena terkena kasus korupsi akhirnya dipecat dan dipenjara, berubah status dari Status Pimpinan menjadi Narapidana atau tahanan

2. Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial atau kelompok sosial ke status yang sama Contoh : Pak Amin Kepala Sekolah pindah menjadi Kepala Sekolah lain


Faktor Pendorong Mobilitas Sosial


Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Berikut merupakan beberapa faktor pendorong mobilitas sosial beserta penjelasannya lengkap.

1. Faktor Struktural
Faktor struktural termasuk salah satu faktor pendorong mobilitas sosial. Maksudnya adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contohnya adalah ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktual adalah sebagai berikut:
Struktur pekerjaan, dimana tiap pekerjaan memiliki kedudukan yang berbeda-beda.
Perbedaan fertilitas, dimana tiap individu memiliki tingkat fertilitas atau kelahiran yang berbeda-beda.
Ekonomi ganda, dimana tiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha sendiri.
2. Faktor Individu
Faktor individu tentu juga turut mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Maksudnya adalah kualitas seseorang ditinjau dari tingkat pendidikan, penampilan, maupun kemampuan pribadi.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut:
Perbedaan kemampuan, dimana tiap individu tentu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Orientasi sikap terhadap mobilitas, dimana tiap individu memiliki sikap yang berbeda dalam menanggapi mobilitas.
Faktor kemujuran, dimana tiap orang memiliki tingkat keberuntungan yang berbeda satu sama lain.
3. Faktor Situasi Politik
Kondisi dan situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dalam lingkup masyarakat. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

4. Faktor Status Sosial
Status sosial seseorang juga dapat mendorong terjadinya gerak sosial. Seseorang yang merasa kurang puas dengan status sosial yang sekarang dimiliki tentu akan melakukan proses mobilitas sosial untuk mendapatkan status sosial yang baru.

5. Faktor Perubahan Sosial Budaya
Dalam masyarakat, tentu akan selalu terjadi perubahan struktur di bidang sosial budaya. Perubahan ini akan mendorong tiap individu untuk melakkan penyesuaian melalui proses mobilitas sosial guna bisa bertahan dan naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi.

6. Faktor Keadaan Ekonomi
Faktor pendorong mobilitas sosial berikutnya adalah keadaan ekonomi. Kondisi ekonomi yang membaik dapat memberikan dorongan untuk melakukan ekspansi dalam berbagai macam usaha. Sementara jika kondisi ekonomi buruk tentu akan mendorong seseorang untuk mencari peruntungan di wilayah lain.

7. Faktor Kependudukan
Faktor kependudukan turut mendorong mobilitas sosial, terutama secara geografis. Jika di suatu tempat memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang pesat, tentu akan menyebabkan permukiman penduduk menjadi semakin padat. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk berpindah tempat ke kota atau wilayah lainnya.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Berikut merupakan beberapa faktor penghambat mobilitas sosial beserta penjelasannya lengkap.

1. Faktor Perbedaan Kepentingan
Faktor penghambat mobilitas sosial yang pertama adalah adanya perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu struktur organisasi. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan untuk memperebutkan sesuatu. Perbedaan kepentingan ini justru menghambat mobilitas sosial satu sama lainnya.

2. Faktor Kemiskian
Kemiskinan juga dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial. Jika masyarakat miskin, tentu akan sulit baginya untuk mencapai status sosial yang diinginkan. Keterbatasan biaya membuat masyarakat miskin cenderung statis dan tidak berubah lapisan sosialnya.

3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama
Faktor penghambat mobilitas sosial berikutnya adalah adanya perbedaan ras dan agama. Perbedaan ras membuat mobilitas sosial sulit untuk terjadi, terutama untuk ras minoritas. Selain itu, dalam agama juga tidak dibenarkan seseorang dengan bebas untuk berpindah agama sesuai keinginannya untuk menaikkan statusnya.

4. Faktor Pengaruh Sosial yang Kuat
Pengaruh sosial yang kuat turut menghambat mobilitas sosial, terutama jika berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Hal ini karena masyarakat cenderung mengikuti nilai dan adat istiadat dibanding melakukan perubahan yang bertentangan dengan adat mereka.

5. Faktor Perbedaan Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin turut menghambat gerak sosial dalam masyarakat. Dalam tatanan masyarakat, pria masih dipandang lebih tinggi dibanding wanita. Banyak jabatan dan kekuasaan besar yang dipegang pria, sehingga menghambat mobilitas sosial bagi kaum wanita.

6. Faktor Diskriminasi Kelas
Faktor penghambat mobilitas sosial yang terakhir adalah adanya diskriminasi kelas. Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas vertikal untuk ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.

Nah itulah referensi faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial beserta penjelasannya dalam lingkungan masyarakat. Semoga bisa menjadi tambahan referensi dan menambah wawasan pengetahuan.

Saluran-saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim Sorokin, mobilitas sosial bisa dilakukan melalui saluran mobilitas sosial, yaitu:
1. angkatan bersenjata,  
2. lembaga-lembaga keagamaan,  
3. organisasi politik,  
4. pendidikan,
5. organisasi ekonomi,  
6. organisasi keahlian,  
7. perkawinan
8. organisasi keolahragaan.

Pembahasan:
Mobilitas sosial adalah pergerakan terhadap tempat dalam masyarakat yang dilalukan sesorang. Mobilitas sosial dapat dilakukan dengan melibatkan perubahan dalam posisinya dalam hierarki sosial (mobilitas sosial vertikal) ataupun tanpa perubahan posisi (mobilitas sosial horizontal).
Dalam mobilitas sosial, terdapat apa yang namanya saluran mobilitas, yang memungkinkan seseorang untuk mencapai peningkatan dalam status sosialnya.
Misalnya adalah angkatan bersenjata, dimana seorang dari keluarga biasa dapat meningkat status sosialnya, seiring dengan peningkatan pangkat dan jabatannya dalam angkatan bersenjata.
Demikian pula dalam keolahragaan. Seorang yang memperoleh prestasi besar, seperti memperoleh medali emas dalam Olimpiade dan Asian Games, akan mendapatkan penghargaan oleh masyarakat dan meningkat status sosialnya.
Kemudian dengan pendidikan, seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang akan sangat membantu dalam dunia kerja.  
Sehingga dia akan mudah mendapatkan pekerjaan yang baik dan bergaji tinggi. Dengan ini dia akan mudah melakukan mobilitas sosial karena posisinya dalam masyarakat akan naik karena memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tinggi.


Dampak Mobilitas Sosial


. Dampak Positif Mobilitas Sosial
. Mendorong seseorang untuk menjadi lebih maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata.
. Mempercepat tingkat perubahan nasional ke arah yang lebih baik.
. Apabila penyesuaian dapat dilakukan, akan meningkatkan integrasi sosial.
b. Dampak Negatif Mobilitas Sosial
. Dapat menimbulkan terjadinya berbagai jenis konflik, baik konflik antar kelas, antar kelompok sosial, maupun antar generasi.
. Dapat menyebabkan gangguan psikologis akibat ketidakmampuan dalam menghadapi mobilitas sosial.

Apabila dampak terjadinya mobilitas sosial bersifat ke atas (social climbing), tentu semua orang akan merasa senang. Akan tetapi, selalu ada 3 (tiga) kemungkinan mobilitas sosial, yakni ke bawah, ke atas, dan ke samping. Dampak terjadinya mobilitas sosial bersifat positif dan negatif. Dampak positif terjadinya mobilitas sosial adalah sebagai berikut :
a. Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju di berbagai bidang. Kalian dapat membedakan kondisi Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada masa penjajahan, banyak rakyat kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau gubernur. Hal ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu.
b. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya manusia yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan. Keberhasilan mobilitas sosial di Indonesia berarti membuat orang Indonesia memiliki kedudukan terhormat. Cerdik cendekia yang semakin banyak secara langsung mendorong terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Perubahan yang mudah dilihat, misalnya, pada masyarakat desa. Penduduk yang berhasil melakukan mobilitas sosial biasanya akan memengaruhi teman-teman atau masyarakat lainnya. Hal ini berarti secara langsung akan mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di desa tersebut. Penduduk yang sebagian besar berpendidikan rendah, kemudian berpendidikan tinggi akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan mata pencaharian mereka.
c. Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial. Contohnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai, dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat akan mendapat respon yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa tentangan, namun juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan pengaruh yang diakibatkan mobilitas sosial tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi dalam masyarakat.
Berikut adalah dampak negatif mobilitas sosial :
a. Terjadinya Konflik
Mobilitas sosial merupakan salah satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk mencapai posisi sosial yang semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau kemudian timbul persaingan, yang kerap juga memicu konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia, persaingan tidak dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul dengan berbagai kategorinya. Bahkan, persaingan bisa menjelma menjadi konflik. Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan mendapat tentangan luar biasa dari penjajah. Konflik ini tidak dapat dihindarkan bahkan sampai terjadi perang. Sebagai contoh kecil, perjuangan karyawan bawahan di suatu perusahaan untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi akan menghadapi persaingan dari karyawan lain. Bahkan, dapat pula berhadapan dengan atasan yang takut kedudukannya digeser. Contoh lain, perjuangan di dalam partai politik dan antarpartai politik. Semuapartai politik berjuang salah satunya untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini tentu menimbulkan persaingan yang kadang memunculkan konflik. Kalian tentu masih ingat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut merupakan
salah satu dampak negatif dari ambisi mereka, jabatan, atau kekuasaan yang lebih tinggi. Persaingan antarpartai politik di Indonesia mengakibatkan konflik yang membahayakan kelangsungan bangsa Indonesia. Persaingan ataupun konflik perlu disikapi dengan bijaksana. Persaingan tidak dapat dihindarkan, tetapi persaingan yang tidak sehat akan menyebabkan konflik. Karena itulah, setiap perubahan sosial hendaknya selalu dikelola dengan sikap yang positif. Dengan demikian, tiap individu atau kelompok sosial yang berhasil atau gagal dalam usaha melakukan mobilitas sosial ke atas sama-sama ikhlas menerima kenyataan.
b. Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada saat jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan tersebut. Banyak orang yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti maupun karena sudah selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang mengalami keadaan seperti ini termasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut akan membahayakan diri sendiri karena stres yang berkepanjangan akan melahirkan berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya. Contoh: darah tinggi, asam lambung, insomnia merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis seperti di atas tentu tidak akan terjadi pada individu yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian bertekad untuk berubah.


1 comment:

  1. Judulnya interaksi Asean tapi isinya kok malah mobilitas

    ReplyDelete

Jaga Prokes

Header Ads

Search This Blog

Link Penting

Blog Archive